A. Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi
(bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus – karang
dan oleum – minyak), adalah suatu cairan kental yang berwarna coklat
sampai hitam atau kehijauan, yang mudah terbakar dan berbau kurang sedap, yang
berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.
Minyak bumi
merupakan campuran kompleks dari senyawa-senyawa hidrokarbon, baik senyawa
alifatik, alisiklik, dan aromatik yang sebagian terdiri atas alkana tetapi
bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya, dengan sedikit
senyawa nitrogen (0,01-0,9%), belerang (0,1-7%), oksigen (0,06-0,4%) dan
senyawa logam dalam jumlah yang sangat kecil.
B. Komponen-komponen Minyak Bumi
Minyak bumi
merupakan campuran yang kompleks, yang komponen terbesarnya adalah hidrokarbon.
Komponen-komponen minyak bumi sebagai berikut :
1. Golongan Alkana
Golongan alkana
yang tidak bercabang terbanyak adalah n–oktana, sedang alkana bercabang
terbanyak adalah isooktana (2,2,4–trimetilpentana).
2. Golongan Sikloalkana
Golongan
sikloalkana yang terdapat pada minyak bumi adalah siklopentana dan
sikloheksana.
3. Golongan Hidrokarbon Aromatik
Golongan
hidrokarbon aromatik yang terdapat dalam minyak bumi adalah benzena.
4. Senyawa-senyawa Lain
Senyawa-senyawa
mikro yang lain, seperti senyawa belerang berkisar 0,01 – 7%, senyawa nitrogen
berkisar 0,01 – 0,9%, senyawa oksigen berkisar 0,06 – 0,4%, dan mengandung
sedikit senyawa organologam yang mengandung logam vanadium dan nikel. Sementara
itu sumber energi yang lain, yaitu gas alam memiliki komponen alkana suku
rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana. Sebagai komponen terbesarnya
adalah metana. Dalam gas alam, selain mengandung alkana, terkandung juga di
dalamnya berbagai gas lain, yaitu karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida
(H2S), meskipun beberapa sumur gas alam yang lain ada juga yang mengandung
helium. Dalam gas alam ini, metana digunakan sebagai bahan bakar, sumber
hidrogen, dan untuk pembuatan metanol. Etana yang ada dipisahkan untuk
keperluan industri, sedangkan propana dan butana juga dipisahkan, dan kemudian
dicairkan untuk bahan bakar yang dikenal dengan nama LPG (Liquid
Petroleum Gas) yang biasa digunakan untuk bahan bakar kompor gas rumah
tangga.
C. Proses Pembentukan Minyak Bumi
Terbentuk dari
sisa-sisa fosil (bangkai) plankton yang tertimbun di dasar laut. (mengandung
senyawa karbon)
Minyak
bumi Terbentuk dari sisa-sisa fosil (bangkai) plankton yang tertimbun di
dasar laut (mengandungsenyawakarbon). Hasil peruraian yang berbentuk cair akan
menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas menjadi gas alam.
Proses
penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi
dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam
eksplorasi dan pemakaiannya.Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan
dengan pengeboran.
Minyak bumi
merupakan campuran senyawa-senyawa hidrokarbon. Untuk dapat dimanfaatkan perlu
dipisahkan melalui distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan fraksi-fraksi
minyak bumi berdasarkan perbedaan titikdidihnya pada kolom bertingkat.
Komponen utama
minyak bumi dan gas alam adalah alkana. Gas alam mengandung 80% metana, 7%
etana, 6% propana, 4% butana dan isobutana, sisanya pentana. Untuk dapat dimanfaatkan
gas propana dan butana dicairkan yang dikenal sebagai LNG (Liquid Natural
Gas).Karena pembakaran gas alam murni lebih efisien dan sedikit polutan, maka
gas alam banyak digunakan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga. Dalam
tabung kecil sering digunakan untuk berkemah, piknik, dansebagai pemantik api.
LNG juga banyak digunakan untuk bahan dasar industri kimia seperti pembuatan
metanol dan pupuk.
Senyawa
penyusun minyak bumi: alkana, sikloalkana, dan senyawa aromatik. Di samping itu
terdapat pengotor berupa senyawa organik yang mengandung S, N, O, dan
organologam. Dari hasil distilasi bertingkat diperoleh fraksi-fraksi LNG, LPG,
petroleumeter, bensin, kerosin, solar, oli, lilin, dan aspal.
D. Cara Menemukan Minyak Bumi.
1.
Eksplorasi :upaya mencari daerah yang mengandung minyak bumi dan prakiraan
cadangan minyaknya. Biasanya dengan membuat PETA TOPOGRAFI hasil pemotretan
dari udara dan di periksa di laboratorium. Selanjutnya secara geofisika
(kegiatanseismik).Yaitu di buat gempa kecil agar bisa memperkirakan posisi
minyak bumi.
2.
Eksploitasi :rangkaian kegiatan untuk mengambil minyak bumi yang akan diolah.
Kegiatan utama->pengeboran. Yang di dapat adalah berupa minyak mentah.
E. Cara Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah (crude oil) yang diperoleh dari
hasil pengeboran minyak bumi belum dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan secara langsung. Hal itu karena minyak bumi masih merupakan
campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon, khususnya komponen utama
hidrokarbon alifatik dari rantai C yang sederhana/pendek sampai ke rantai C
yang banyak/panjang, dan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon.
Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bukan
hidrokarbon, maka pada minyak mentah ditambahkan asam dan basa. Minyak mentah
yang berupa cairan pada suhu dan tekanan atmosfer biasa, memiliki titik didih
persenyawan-persenyawaan hidrokarbon yang berkisar dari suhu yang sangat rendah
sampai suhu yang sangat tinggi. Dalam hal ini, titik didih hidrokarbon (alkana)
meningkat dengan bertambahnya jumlah atom C dalam molekulnya.
Dengan memperhatikan perbedaan titik didih dari
komponen-komponen minyak bumi, maka dilakukanlah pemisahan minyak mentah
menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui proses distilasi bertingkat.
Destilasi bertingkat adalah proses distilasi (penyulingan) dengan menggunakan
tahap-tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai trayek titik didih campuran yang
diinginkan, sehingga proses pengembunan terjadi pada beberapa tahap/beberapa
fraksi tadi. Cara seperti ini disebut fraksionasi.Minyak mentah tidak
dapat dipisahkan ke dalam komponen-komponen murni (senyawa tunggal). Hal itu
tidak mungkin dilakukan karena tidak praktis, dan mengingat bahwa minyak bumi
mengandung banyak senyawa hidrokarbon maupun senyawasenyawa yang bukan
hidrokarbon. Dalam hal ini senyawa hidrokarbon memiliki isomerisomer dengan
titik didih yang berdekatan. Oleh karena itu, pemisahan minyak mentah dilakukan
dengan proses distilasi bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilasi
minyak bumi ialah campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu.
Pengolahan
Minyak Bumi harus melalui beberapa tahap berikut ini:
a) Pengolahan tahap pertama (primary process)
Pengolahan
tahap pertama ini berlangsung melalui proses distilasi bertingkat, yaitu
pemisahan minyak bumi ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan titik didih
masingmasing fraksi.
Komponen yang
titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah,
sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas
melalui sungkup-sungkup yang disebut menara gelembung. Makin ke atas, suhu
dalam menara fraksionasi itu makin rendah. Hal itu menyebabkan komponen dengan
titik didih lebih tinggi akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang
titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian
seterusnya, sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang
pada suhu kamar berupa gas.
Fraksi
|
TitikDidih
(oC)
|
Jumlah Atom C
|
Kegunaan
|
Gas
|
(-160) - (-40)
|
1 – 4
|
Seperti LPG
|
Petroleum
Eter
|
30 – 90
|
5 – 7
|
Pelarutdan dry
cleaning
|
Bensin
|
35 – 75
|
5 - 10
|
Seperti
Premium
|
Nafta
|
70 – 170
|
8 - 12
|
Bahanbakuindustripetrokimia
|
Kerosindanavtur
|
170 – 250
|
10 - 14
|
Bahanbakarpesawat
|
Solar
|
250 – 340
|
15 - 25
|
Bahanbakarmesin
diesel
|
Oli
|
350 – 500
|
19 - 35
|
Pelumas
|
Parafin
|
350
|
> 20
|
Bahanbakulilin
|
Residu
|
> 500
|
> 70
|
Aspaldanpelapisantibocor
|
Hasil-hasil frasionasi minyak bumi
yaitu sebagai berikut :
1)
Fraksi pertama
Pada fraksi ini
dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan. Minyak bumi dengan titik
didih di bawah 30oC, berarti pada suhu kamar berupa gas. Gas pada kolom ini
ialah gas yang tadinya terlarut dalam minyak mentah, sedangkan gas yang tidak
terlarut dipisahkan pada waktu pengeboran. Gas yang dihasilkan pada tahap ini
yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang mengandung komponen utama propana (C3H8)
dan butana (C4H10), dan LPG (Liquid Petroleum Gas) yang mengandung metana
(CH4) dan etana (C2H6).
2)
Fraksi kedua
Pada fraksi ini
dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil 90oC,
masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendinginan dengan suhu 30oC – 90oC.
Pada trayek ini, petroleum eter (bensin ringan) akan mencair dan keluar ke
penampungan petroleum eter. Petroleum eter merupakan campuran alkana dengan
rantai C5H12 – C6H14.
3)
Fraksi Ketiga
Pada fraksi ini
dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari
175oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 90oC –
175oC. Pada trayek ini, bensin akan mencair dan keluar ke penampungan bensin.
Bensin merupakan campuran alkana dengan rantai C6H14-C9H20.
4)
Fraksi keempat
Pada fraksi ini
dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 200oC, masih
berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175oC-200oC. Pada
trayek ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke penampungan nafta.
Nafta merupakan campuran alkana dengan rantai C9H20–C12H26.
5)
Fraksi kelima
Pada fraksi ini
dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil
dari 275oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu
175oC-275oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair dan keluar ke
penampungan kerosin. Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran alkana dengan
rantai C12H26–C15H32.
6)
Fraksi keenam
Pada fraksi ini
dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi dengan titik didih lebih
kecil dari 3750C, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan
suhu 2500C-3750C. Pada trayek ini minyak gas (minyak solar) akan
mencair dan keluar ke
penampungan minyak gas (minyak solar). Minyak solar merupakan campuran alkana
dengan rantai C15H32–C16H34.
7)
Fraksi ketujuh
Pada fraksi ini
dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi, yaitu di atas
375oC, sehingga akan terjadi penguapan. Pada trayek ini dihasilkan residu yang
tidak menguap dan residu yang menguap. Residu yang tidak menguap berasal dari
minyak yang tidak menguap, seperti aspal dan arang minyak bumi. Adapun residu
yang menguap berasal dari minyak yang menguap, yang masuk ke kolom pendingin
dengan suhu 375oC. Minyak pelumas (C16H34–C20H42) digunakan untuk pelumas
mesin-mesin, parafin (C21H44–C24H50) untuk membuat lilin, dan aspal (rantai C
lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya.
b) Pengolahan tahap kedua
Pengolahan
tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-hasil unit pengolahan
tahapan pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan dan
menghasilkan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non bahan bakar minyak
(non BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang lebih baik, yang sesuai dengan
permintaan konsumen atau pasar.
Pada pengolahan
tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa pemecahan
molekul (proses cracking), penggabungan molekul (proses polymerisasi, alkilasi),
atau perubahan struktur molekul (proses reforming). Proses pengolahan lanjutan
dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini.
i.
Konversi struktur kimia
Dalam proses
ini, suatu senyawa hidrokarbon diubah menjadi senyawa hidrokarbon lain melalui
proses kimia.
a.
Perengkahan (cracking)
Dalam proses
ini, molekul hidrokarbon besar dipecah menjadi molekul hidrokarbon yang lebih
kecil sehingga memiliki titik didih lebih rendah dan stabil.
Caranya dapat dilaksanakan, yaitu
sebagai berikut:
• Perengkahan
termal; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi
saja.
• Perengkahan
katalitik; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan panas dan katalisator
untuk mengubah distilat yang memiliki titik didih tinggi menjadi bensin dan
karosin. Proses ini juga akan menghasilkan butana dan gas lainnya.
• Perengkahan
dengan hidrogen (hydro-cracking); yaitu proses perengkahan yang merupakan
kombinasi perengkahan termal dan katalitik dengan "menyuntikkan"
hidrogen pada molekul fraksi hidrokarbon tidak jenuh. Dengan cara seperti ini,
maka dari minyak bumi dapat dihasilkan elpiji, nafta, kerosin, avtur, dan
solar. Jumlah yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik
dibandingkan dengan proses perengkahan termal atau perengkahan katalitik saja. Selain
itu, jumlah residunya akan berkurang.
b.
Alkilasi
Alkilasi
merupakan suatu proses penggabungan dua macam hidrokarbon isoparafin secara
kimia menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi. Alkilat ini dapat
dijadikan bensin atau avgas.
c.
Polimerisasi
Polimerisasi
merupakan penggabungan dua molekul atau lebih untuk membentuk molekul tunggal
yang disebut polimer. Tujuan polimerisasi ini ialah untuk menggabungkan
molekul-molekul hidrokarbon dalam bentuk gas (etilen, propena) menjadi senyawa
nafta ringan.
d.
Reformasi
Proses ini
dapat berupa perengkahan termal ringan dari nafta untuk mendapatkan produk yang
lebih mudah menguap seperti olefin dengan angka oktan yang lebih tinggi. Di
samping itu, dapat pula berupa konversi katalitik komponen-komponen nafta untuk
menghasilkan aromatik dengan angka oktan yang lebih tinggi.
e.
Isomerisasi
Dalam proses
ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa menambah atau mengurangi
bagian asal. Hidrokarbon garis lurus diubah menjadi hidrokarbon garis bercabang
yang memiliki angka oktan lebih tinggi. Dengan proses ini, n-butana dapat
diubah menjadi isobutana yang dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses
alkilasi.
ii.
Proses ekstraksi
Melalui proses
ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya larut fraksifraksi minyak
dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO2, furfural, dan sebagainya. Dengan
proses ini, volume produk yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih
baik bila dibandingkan dengan proses distilasi saja.
iii.
Proses kristalisasi
Pada proses
ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik cair (melting point)
masing-masing. Dari solar yang mengandung banyak parafin, melalui
proses pendinginan, penekanan dan penyaringan, dapat dihasilkan lilin dan
minyak filter. Pada hampir setiap proses pengolahan, dapat diperoleh
produk-produk lain sebagai produk tambahan. Produk-produk ini dapat
dijadikan bahan dasar petrokimia yang diperlukan untuk pembuatan bahan
plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan berbagai hasil
petrokimia lainnya.
iv.
Membersihkan produk dari kontaminasi (treating)
Hasil-hasil
minyak yang telah diperoleh melalui proses pengolahan tahap pertama dan proses
pengolahan lanjutan sering mengalami kontaminasi dengan zat-zat yang merugikan
seperti persenyawaan yang korosif atau yang berbau tidak sedap. Kontaminan ini
harus dibersihkan misalnya dengan menggunakan caustic soda, tanah liat,
atau proses hidrogenasi.
F. Produk Hasil Pengolahan Minyak Bumi dan Dampak yang ditimbulkannya
1. Produk yang dihasilkan minyak bumi
a)
LPG (liquefid petroleun gas).
Komponen minyak
bumi yang palin banyak adalah propana (C3H8) dan butana (C4H10). LPG juga
mengandung hidrokarbon lainnya seperti etana (C2H6) dan pentana
(C5H12).Kegunaan : bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar kompor masak,
dan bahan pendinginan.
b)
Bensin
fraksi minyak bumi yang paling banyak digunakan masyarakat.
Bensin mempunyai senyawa hidrokarbon dengan jumlah atom karbon antara 5 hingga
12 yang berasal dari fraksi nafta dan fraksi minyak gas berat hasil penyulingan
minyak bumi. Senyawa Hidrokarbon yang terkandung: alkana rantai lurus,
alkana rantai bercabang, sikloalkana, aromatik, dan alkena.
Kualitas bensin
= bilangan oktan. Bilangan oktan: tingkat kemampuan daya bahan bakar
bensin. Semakin tinggi nilai bil.Oktan, semakin cepat kemampuan daya
bakarnya. Cara menghitung bil. Oktan:
Bil. Oktan = (%
isooktana x 100) + (% n –heptana x 100)
Bil. Oktan
dapat ditingkan dengan bnyak cara di antaranya menambahkan Tetra Ethyl
Lead (TEL) & mengubah struktur senyawa hidrokarbo yang terdapat dalam
bensin. TEL ditemukan oleh Thomas Midgley.
Cara pengubahan bil.Oktan rendah
menjadi bil.Oktan tinggi.
Teknik
pengubhan
|
Penjelasan
|
Catalytic
naphta reforming
|
Mengubah
alkana menjadi senyawa aromatik.
|
Fluidised
catalytic cracking
|
Mengubah
hidrokarbon rantai panjang yg mempunyai titik didih tinggi menjadi seny.
Hdrokarbon rantai pendek. Jadi menghasilkan bensin mengandung 30% aromatik
& 20-30% alkena.
|
Isomerisation
|
Mengubah
alkana rantai lurus menjadi rantai bercabang.
|
Alkylation
|
Mereaksikan
alkena dgn isobutana untuk menghasilkan isoalkana yg berbilang oktan tinggi
|
c)
Kerosin
Kerosin adalah
cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Digunakan sebagai bahan
bakar pesawat, bahan bakar alat penerang, dan bahan bakar kompor masak.
d)
Minyak solar
fraksi minyak
bumi dengan titik didih antara 250-340 (fraksi
minyak gas ringan). Kualitas minyak solar disebut bil.Setana.
e)
Minyak pelumas dan aspal.
Kandungan utama
aspal: senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik (atom karbon
sampai 150/molekul).
2. Manfaat Senyawa Hidrokarbon
a)
bidang pangan
·
propilena glikol: penyedap rasa, pelarut zat warna, dan
humektan bahan tambahan makanan (bhan penyerap air dari udara). Yang dihasilkan
dari reaksi hidrolisis propilena oksida.
·
Gas etilena dan gas asetilena (etuna): mempercepat
pematangan buah. Gas etilena dapat diproduksi dari cracking fraksi minyak bumi.
b)
bidang sandang
Polimer (saat
ini banyak dikembangkan): poliester, polipropilena, poliuretan, dan nilon.
Bahan sandang: jaket, sarung tangan, sepatu, rok wanita, dll.
c)
bidang papan
Polistirena
(karet sintetis): dapat digunakan sbagai busa penahan panas yang berada di
daerah dingin.
d)
bidang industri & perdagangan
Etena atau
etilena: hasil penyulingan minyak bumi an diproses melalui steam cracking,dan
catalytic cracking. Merupakan bahan baku pembuat polietena, selain itu dpt
diubah jadi 1,2-dikloroetana, etil benzena, dan vinil asetat (pembuat plastik
PVC, polistirena, & polivinil asetat).
e)
bidang seni
propilena
glikol: juga dapat digunakan sebagai asap buatan dalam pertunjukan teater &
musik.
f)
Bidang estetika
Beberapa senyawa Hidrokarbon dapat
digunakan menjadi bahan baku minyak wangi.
3. Dampak penggunaan produk minyak bumi
Ada 2
jenis pembakaran. A) pembakaran sempurna: seluruh senyawa hidrokarbon habis
bereaksi sehingga dihasilkan CO2, H2O, dan N2 (secara umum tidak berbahaya
bagi kesehatan). B) pembakan tidak sempurna: akan menghasilkan karbon
monoksida (CO), hidrokarbon atau volatile organic compounds (VOCs),
dan oksida nitrogen.
·
Dampak partikulat: merupakan zat pencemar di udara
(padat maupun cair). Berupa: debu, abu, jelaga, asap, uap, kabut, atau aerosol.
Salah satunya adalah sulfur yang terkandung dalam bahan bakar solar.
·
Dampak CO: salah satu penyebab pembakaran tidak sempurna
adalah kekurangan oksigen (karena CO brasal dari pembakaran tidak sempurna).
Sumber utama CO: asap kendaraan. Dampak: turunnya berat janin, meningkatkan
kematian bayi, menimbulkan kerusakan otak.
·
Dmpak logam timbel (Pb): menurunkan kecerdasan,
mengahmbat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami
bahasa, menghilangkan konsentrasi pada anak, menurunkan kesuburan pria dan
perempuan dewasa. Pb disebut juga neurotoksin (racun penyerang
saraf). Besar kecilnya efek Pb tergantung pada: lama tidaknya orang
terkena Pb, dan tua atau mudanya seseorang yang terkena Pb.
·
Dampak ozon: gas beracun dan berbau sengit. Di atmosfir
ozon terbentuk berasal dari nitrogen oksida dan gas organik yang dihasilkan
oleh emisi kendaraan maupun industri. Ozon menimulkan kerusakan serius pada
tanaman,dan berbahaya bagi kesehatan, terutama penyakit pernafasan.
4. Cara mengatasinya
a. Memproduksi
bensin bebas timbel
b. Memproduksi
bioetanol sebagai pengganti bensin
c. Memproduksi
biodiesel sebagai pengganti solar.
d. Mengembangkan
mobil listrik
e. Mengembangkan
mobil hibrida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar