A. PENGERTIAN LARUTAN
Suatu campuran terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Jika dari contoh di atas zat terlarutnya adalah, gula, garam, teh, dan kopi; sedangkan zat pelarutnya adalah air.
Suatu zat
dikatakan larutan jika campuran antara zat terlarut dan pelarutnya bersifat
homogen. Artinya tidak terdapat batas antar komponennya, sehingga tidak dapat
dibedakan lagi antara zat pelarut (air) dan terlarutnya. Beda halnya dengan air
kopi, masih terdapat perbedaan antara keduanya, walaupun secara kasat mata,
airnya sudah berubah warna menjadi hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran
antara pasir dan air.
B. PENGERTIAN LARUTAN ELEKTROLIT
Suatu larutan
dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit jika zat tersebut mampu
menghantarkan listrik. Suatu zat dapat menghantarkan listrik karena zat
tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan tersebut.
ion-ion inilah yang nantinya akan menjadi penghantar. Semakin banyak ion yang
dihasilkan semakin baik pula larutan tersebut menghantarkan listrik.
C. KEKUATAN
LARUTAN ELEKTROLIT
Kekuatan
larutan elektrolit erat kaitannya dengan derajat ionisasi/disosiasi. Derajat
ionisasi/disosiasi adalah perbandingan antara jumlah ion yang dihasilkan dengan
jumlah zat mula-mula. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Derajat ionisasi memiliki rentang
antara 0 sampai 1.
Jika derajat ionsisasi suatu larutan
mendekati 1 atau sama dengan 1, ini mengindikasikan bahwa zat tersebut
tergolong larutan elektrolit kuat. Artinya adalah sebagian besar/semua zat
tersebut terionisasi membentuk ion positif dan ion negative. Hanya sebagian
kecil/tidak ada zat tersebut dalam bentuk molekul netral.
Jika derajat ionsisasi suatu larutan
mendekati 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong larutan elektrolit
lemah. Artinya adalah hanya sebagian kecil zat tersebut yang terionsisasi
menghasilkan ion positif dan ion negative. Sisanya masih berupa molekul netral.
Jika derajat ionisasi suatu larutan sama dengan 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong larutan non elektrolit. Artinya adalah zat tersebut tidak mengalami ionisasi/tidak menghasilkan ion positif dan ion negative, semuanya dalam bentuk molekul netral.
Jika derajat ionisasi suatu larutan sama dengan 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong larutan non elektrolit. Artinya adalah zat tersebut tidak mengalami ionisasi/tidak menghasilkan ion positif dan ion negative, semuanya dalam bentuk molekul netral.
Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar A : Pada larutan ini
derajat ionisasinya = 1; artinya semua larutan membentuk ion-ion (positif
dan negative), tidak ada dalam bentuk molekul netralnya. Gelembung yang
dihasilkan banyak dan dapat menyalakan nyala lampu.
Gambar B : Pada larutan ini derajat ionisasinya mendekati 1; artinya sebagian besar larutan terionisasi membentuk ion positif dan ion negative, hanya sebagian kecil dalam bentuk molekul netralnya. Walaupun masih terdapat molekul netral, gas yang terbentuk banyak (tapi tidak sebanyak gambar A) dan dapat menyalakan lampu.
Gambar B : Pada larutan ini derajat ionisasinya mendekati 1; artinya sebagian besar larutan terionisasi membentuk ion positif dan ion negative, hanya sebagian kecil dalam bentuk molekul netralnya. Walaupun masih terdapat molekul netral, gas yang terbentuk banyak (tapi tidak sebanyak gambar A) dan dapat menyalakan lampu.
Gambar C : Pada larutan ini
derajat ionisasinya mendekati 0; artinya hanya sebagian kecil yang
terionsisasi membentuk ion positif dan ion negative. Sebagian besar terdapat
dalam bentuk molekul netral. Gelembung yang dihasilkan sedikit, dan lampu tidak
menyala.
Gambar D : Pada larutan ini derajat ionisasinya = 0; artinya tidak ada zat yang terionisasi membentuk ion positif dan ion negative, semua zat masih dalam bentuk molekul netralnya. Tidak menghasilkan gelembung dan lampu tidak menyala.
Gambar D : Pada larutan ini derajat ionisasinya = 0; artinya tidak ada zat yang terionisasi membentuk ion positif dan ion negative, semua zat masih dalam bentuk molekul netralnya. Tidak menghasilkan gelembung dan lampu tidak menyala.
D. JENIS –JENIS
LARUTAN BERDASARKAN DAYA HANTAR LISTRIK
1. Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit
kuat adalah larutan yang banyak menghasilkan ion – ion karena terurai sempurna,
maka harga derajat ionisasi (ά ) = 1. Banyak sedikit
elektrolit menjadi ion dinyatakan dengan derajat ionisasi ( ά ) yaitu
perbandingan jumlah zat yang menjadi ion dengan jumlah zat yang di hantarkan.
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
1.
Asam – asam kuat
2.
Basa – basa kuat
3.
Garam – garam yang mudah larut
Ciri – ciri
daya hantar listrik larutan elektrolit kuat yaitu lampu pijar akan menyala
terang dan timbul gelembung – gelembung di sekitar elektrode. Larutan
elektrolit kuat terbentuk dari terlarutnya senyawa elektrolit kuat dalam
pelarut air. Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk
ion positif ( kation ) dan ion negatif (anion). Arus listrik merupakan arus
electron. Pada saat di lewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat, electron
tersebut dapat di hantarkan melalui ion – ion dalam larutan, seperti
ddihantarkan oleh kabel. Akibatnya lampu pada alat uji elektrolit akan menyala.
Elektrolit kuat terurai sempurna dalam larutan. Contoh : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4,
NaOH, KOH, dan NaCL.
Elektrolit kuat, karakteristiknya
adalah sebagai berikut:
·
Menghasilkan banyak ion
·
Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada
sama sekali
·
Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi
sempurna
·
Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas
yang dihasilkan banyak, lampu menyala
·
Penghantar listrik yang baik
·
Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
·
Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3,
HClO4); basa kuat (NaOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, LiOH), garam NaCl
2. Larutan elektrolit lemah
Larutan
elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga
derajat ionisasi sebesar 0 < ά > 1.
Larutan elektrolit lemah mengandung zat yang hanya sebagian kecil menjadi ion –
ion ketika larut dalam air. Yang tergolong elektrolit lemah adalah :
1.
Asam – asam lemah
2.
Garam – garam yang sukar larut
3.
Basa – basa lemah
Adapun larutan
elektrolit yang tidak memberikan gejala lampu menyala, tetapi menimbulkan gas
termasuk ke dalam larutan elektrolit lemah. Contohnya adalah larutan ammonia,
larutan cuka dan larutan H2S.
Elektrolit lemah, karakteristiknya
adalah sebagai berikut:
·
Menghasilkan sedikit ion
·
Molekul netral dalam larutan banyak
·
Terionisasi hanya sebagian kecil
·
Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas
yang dihasilkan sedikit, lampu tidak menyala
·
Penghantar listrik yang buruk
·
Derajat ionisasi mendekati 0
·
Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam
semut), basa lemah [Al(OH)3, NH4OH, Mg(OH)2, Be(OH)2]; garam NH4CN.
3. Larutan non elektrolit
Larutan non
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik karena
zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion – ion ( tidak
mengion ). Yang tergolong jenis larutan ini adalah larutan urea, larutan
sukrosa, larutan glukosa, alcohol dan lain – lain.
Larutan non elektrolit memiliki
karakteristik sebagai berikut:
·
Tidak menghasilkan ion
·
Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
·
Tidak terionisasi
·
Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak
menghasilkan gelembung, dan lampu tidak menyala
·
Derajat ionisasi = 0
·
Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin,
larutan urea.
Tabel pengujian daya hantar listrik
beberapa larutan
Larutan
|
Nyala Lampu
|
Gelembung Gas
|
||
Ada
|
Tidak ada
|
Ada
|
Tidak Ada
|
|
Larutan Ureautan
Larutan Anomia
Laruran HCL
Larutan Cuka
Air aki
Larutan alcohol
Air laut
Larutan H2S
Air Kapur
Larutan Glukosa
|
-
-
√
-
√
-
√
-
√
-
|
√
√
-
√
-
√
-
√
-
√
|
-
√
√
√
√
-
√
√
√
-
|
√
-
-
-
-
√
-
-
-
√
|
E. BERBAGAI JENIS LARUTAN ELEKTROLIT
Terdapat
berbagai jenis larutan yang bisa menghantarkan listrik. Pembagian zat tersebut
adalah sebagai berikut.
1.
Berdasarkan jenis larutan
·
Larutan asam (zat yang melepas ion H+ jika
dilarutkan dalam air), contohnya adalah:
a.
Asam klorida/asam lambung : HCl
b.
Asam florida : HF
c.
Asam sulfat/air aki : H2SO4
d.
Asam asetat/cuka : CH3COOH
e.
Asam sianida : HCN
f.
Asam nitrat : HNO3
g.
Asam posfat : H3PO4
h.
Asam askorbat/Vit C
·
Larutan basa (zat yang melepas ion OH- jika
dilarutkan dalam air), contohnya adalah:
a.
Natrium hidroksida/soda kaustik : NaOH
b.
Calcium hidroksida : Ca(OH)2
c.
Litium hidroksida : LiOH
d.
Kalium hidroksida : KOH
e.
Barium hidroksida : Ba(OH)2
f.
Magnesium hidroksida : Mg(OH)2
g.
Aluminium hidroksida : Al(OH)3
h.
Besi (II) hidroksida : Fe(OH)2
i.
Besi (III) hidroksida : Fe(OH)3
j.
Amonium hirdoksida : NH4OH
·
Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara
asam dan basa), contohnya adalah:
a.
Natrium klorida/garam dapur : NaCl
b.
Ammonium clorida : NH4Cl
c.
Ammonium sulfat : (NH4)2SO4
d.
Calcium diklorida : CaCl2
2.
Berdasarkan jenis ikatan:
Senyawa ion
(senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya adalah: NaCl, CaCl2,
AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal dari garam)
Senyawa kovalen
polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat polar/memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang besar antar atom), contohnya adalah: HCl, NaOH, H2SO4,
H3PO4, HNO3, Ba(OH)2 (berasal dari asam dan basa).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus